Bergabung Dengan Kami!!

SD Islam Ar Rahmah Menuju Sekolah Adiwiyata

Pemanasan global menjadi ancaman yang semakin serius pada akhir-akhir ini. Perubahan iklim menjadi isu yang semakin sering dibahas pada forum-forum tertinggi. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia sudah semakin parah sehingga ancaman yang akan dihadapi dari hari-hari ke hari semakin nyata. Hal ini diperparah dengan kurang pedulinya masyarakat akan lingkungan yang mereka tempati. Untuk meminimalisir terjadinya dampak nyata dari pemanasan global tersebut dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk menjaga lingkungan supaya kerusakan alam tidak semakin parah. Berdasarkan hal tersebut SD Islam Ar Rahmah mencoba menjadi pionir di Kecamatan Suruh untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan hijau. Selain dengan penanaman tumbuhan SD Islam Ar Rahmah juga berusaha untuk mengurangi sampah plastik yang terbukti merusak lingkungan. Dengan dicetuskannya ide menjadi sekolah adiwiyata tersebut, diharapkan SD Islam Ar Rahmah mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam menanggulangi pencemaran serta kerusakan lingkungan. Sehingga kelak bumi yang kita tempati tidak cepat rusak serta dampak yang tidak kita harapkan dapat kita hindari. (kaisar)

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SD Islam Ar Rahmah, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang


ABSTRAK
Sebagai salah satu desain induk penumbuhan budi pekerti, gerakan literasi perlu melibatkan para pemangku kepentingan secara terprogram. Kegiatan literasi bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan tanah air melalui membaca kepada peserta didik dan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus merangsang imajinasi. Pelaksanaan kegiatan gerakan literasi sekolah di SD Islam Ar Rahmah dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, yaitu hari Selasa, hari Kamis dan hari Sabtu dengan cara membaca buku non pelajaran selama 15 menit. Tempat pelaksanaan kegiatan gerakan literasi di ruang kelas, di pondok baca, di perpustakaan bahkan di Laboratorium keagamaaan. Waktu pelaksanaan kegiatan gerakan literasi sekolah di SD Islam Ar Rahmah fleksibel bisa 15 menit di awal pelajaran, di tengah maupun di akhir pelajaran. SD Islam Ar Rahmah memiliki berbagai fasilitas penunjang literasi diantaranya: perpustakaan dengan berbagai koleksi buku bacaan dilengkapi dengan media audio visual, pondok baca beserta buku bacaan, sudut baca setiap ruang kelas, majalah dinding, buletin yang terbit setiap bulan, pembuatan program-program pendukung literasi seperti story telling oleh guru, pengadaan buku bacaan secara berkala, pengadaan lomba-lomba literasi untuk siswa seperti story telling, membaca cepat dan bedah buku. Selain itu pemberian reward bagi peserta didik yang karyanya terpilih untuk diterbitkan di buletin sekolah.Metode kegiatan gerakan literasi sekolah di SD Islam Ar Rahmah untuk kelas 1 dan 2 dengan cara membaca terbimbing. Untuk kelas 3 dan 4 dengan cara membaca bersama sedangkan untuk kelas 5 dan 6 dengan cara membaca mandiri.Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SD Islam Ar Rahmah berjalan baik dan efisien serta menyenangkan. Dilihat dari grafik kunjungan anggota diperpustakan tiap bulan terlihat adanya peningkatan pengunjung secara signifikan, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan adanya program gerakan literasi di SD Islam Ar Rahmah minat baca peserta didik meningkat.

PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti, budi pekerti adalah suatu kegiatan pembiasaan dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari hari pertama sekolah, masa orientasi peserta didik baru untuk jenjang sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan, sampai dengan kelulusan. Lebih lanjut dijelaskan tujuan penumbuhan budi pekerti dalam Permendikbud no 23 tahun 2015 adalah; menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan; menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah, dan masyarakat; menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah; menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berdasarkan data dari UNESCO persentase minat baca warga Negara Indonesia sebesar 0,01 persen, yang artinya dari setiap 10.000 orang warga Negara Indonesia hanya 1 orang warga Negara Indonesia yang memiliki minat baca. Selain dari data UNESCO diketahui pula hasil dari penelitian International Programme for International Student (PISA) tahun 2015, tentang kemampuan membaca siswa Indonesia menduduki urutan ke-69 dari 76 negara yang disurvey. Hasil itu lebih rendah dari Negara Vietnam.
Dari data tersebut di atas diketahui bahwa minat baca siswa Indonesia sangat rendah. Oleh karena itu SD Islam Ar Rahmah melaksanakan kegiatan sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan budi pekerti terutama untuk meningkatkan minat baca siswa melalui gerakan literasi sekolah. Selain itu sebagai bentuk dukungan untuk berperan serta dalam melaksanakan program pemerintah yang tertuang dalam Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan Permendikbud No 21 tahun 2015 tentang gerakan pembudayaan karakter di sekolah. Dalam pelaksanaan itu semua perlu manajemen dan strategi-strategi demi mewujudkan cita-cita bersama.

BAGIAN INTI
Pengertian Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Menurut Faizah, Dewi Utama, dkk (2016) Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Lebih lanjut dijelaskan Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Kegiatan tersebut untuk menumbuhkan kegiatan membaca kepada peserta didik dan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus merangsang imajinasi.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) SD Islam Ar Rahmah
Tujuan Gerakan Literasi Sekolah di SD Islam AR Rahmah seperti yang tertuang dalam Visi dan Misi serta tujuan dari Perpustakaan SD Islam Ar Rahmah.
1. Visi : Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT serta mutu pendidikan melalui perpustakaan sebagai sumber belajar.
2. Misi :
a. Menunjang pembelajaran
b. Meningkatkan minat baca peserta didik
c. Menunjang aktivitas anak dalam proses pembentukan akhlakul karimah
d. Mendidik santri agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat.
3. Tujuan : Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan meningkatkan minat baca melalui perpustakaan yang berfungsi sebagai sumber belajar untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Sasaran Gerakan Literasi Sekolah SD Islam Ar Rahmah
Sasaran dari Gerakan Literasi Sekolah adalah seluruh warga SD Islam Ar Rahmah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, peserta didik, serta karyawan bahkan komite sekolah.

Fasilitas dan Sarana Prasarana Literasi SD Islam Ar Rahmah
Untuk menunjang pelaksanaan program literasi yang dicanangkan oleh kepala sekolah serta dewan guru dalam rapat kerja sekolah, maka kepala sekolah membentuk tim literasi sekolah yang bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah. Tim tersebut terdiri dari komite, pustakawan, guru kelas, guru mata pelajaran dan tenaga kependidikan lainnya.
SD Islam Ar Rahmah memiliki berbagai fasilitas penunjang literasi diantaranya: perpustakaan dengan berbagai koleksi buku bacaan dilengkapi dengan media audio visual, pondok baca beserta buku bacaan, sudut baca setiap ruang kelas, majalah dinding, buletin yang terbit setiap bulan, pembuatan program-program pendukung literasi seperti story telling oleh guru, pengadaan buku bacaan secara berkala, pengadaan lomba-lomba literasi untuk siswa seperti story telling, membaca cepat dan bedah buku. Selain itu pemberian reward bagi peserta didik yang karyanya terpilih untuk diterbitkan di buletin sekolah.

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD Islam Ar Rahmah
Pelaksanaan program literasi di SD Islam Ar Rahmah dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu pada hari Selasa, hari Kamis dan hari Sabtu. Kegiatan tersebut yakni dengan membaca buku non pelajaran selama 15 menit. Waktu pelaksanaan program literasi di SD Islam Ar Rahmah dilakukan secara fleksibel tergantung wali kelas masing-masing. Kegiatan membaca selama 15 menit bisa dilaksanakan di awal sebelum pelajaran, ada juga yang melaksanakan di tengah yaitu 15 menit sebelum istirahat bahkan ada juga yang melaksanakan literasi di jam akhir yakni 15 menit sebelum jam kepulangan peserta didik. Jadi pelaksanaanya di sesuaikan dengan kondisi kelas masing-masing.
Metode pelaksanaan kegiatan literasi dilaksanakan sesuai dengan jenjang kelas masing-masing. Untuk peserta didik kelas 1 dan 2 dengan metode membaca terbimbing. Metode ini dilakukan dengan cara guru membacakan sebuah cerita. Buku yang dipilih adalah buku-buku yang bergambar menarik dan sederhana.
Dari hasil pengamatan di SD Islam Ar Rahmah pelaksanaan membaca terbimbing, setelah guru memilihkan buku bacaan yang sesuai dengan peserta didik kelas 1 dan 2, guru menunjukkan sampul buku cerita, menyebutkan judul, pengarang, dan illustrator buku. Kemudian guru membacakan cerita dengan menarik, untuk anak kelas 2 diminta untuk menyimak, setelah itu guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya hal-hal yang ingin diketahui oleh peserta didik. Setelah itu guru mengajukan pertanyaan hal-hal yang berkaitan dengan cerita tersebut. Bahkan guru meminta siswa untuk menceritakan kembali isi dari cerita yang dibacakan guru dengan bahasa mereka sendiri untuk menggali kemampuan anak untuk berbicara dihadapan publik.
Pelaksanaan literasi di kelas 3 dan 4 yaitu dengan cara membaca bersama. Metode ini guru dan peserta didik membaca bersama-sama buku bacaan yang dipilih. Pada metode ini peserta didik membaca nyaring secara bergantian, ketika salah satu peserta didik membaca nyaring peserta didik yang lain menyimak. Setelah cerita selesai dibaca bersama-sama, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait isi buku sehingga mencerminkan peserta didik memahami alur cerita tersebut. Pelaksanaan literasi di kelas 5 dan 6 di SD Islam Ar Rahmah yakni dengan cara membaca mandiri. Peserta didik secara mandiri membaca dalam hati buku cerita yang telah mereka pilih sendiri. Setelah selesai membaca cerita tersebut peserta didik diminta untuk membuat peta cerita, bahkan sesekali diminta untuk membuat synopsis ataupun sebuah ringkasan. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap bacaan, guru membuat daftar pertanyaan yang nantinya dapat dilanjutkan dengan diskusi bersama peserta didik yang lain. Dari hasil pengamatan selama proses literasi berlangsung baik itu di kelas, di pondok baca ataupun diperpustakaan, berjalan dengan baik dan efektif. Peserta didik terlihat senang, antusias melaksanakan kegiatan tersebut.

BAGIAN PENUTUP
Dengan direalisasikanya program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD Islam Ar Rahmah selama tiga kali dalam satu minggu yaitu dengan membaca buku non pelajaran selama pelajaran selama 15 menit diketahui dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat baca kepada peserta didik dan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus merangsang imajinasi. Hal tersebut pada terlihat pada grafik pengunjung di perpustakaan yang setiap bulan terlihat kenaikan secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA
Faizah, Dewi Utami,dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Mulyadi. D. 2015. Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung : Alfabeta
Permendikbud No 21 tahun 2015. Tentang Gerakan Pembudayaan Karakter di Sekolah.
Permendikbud No 23 tahun 2015. Tentang Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti.


SURAT KETERANGAN
Yang bertandatangan dibawah ini, Saya:
Nama: Ira Damayanti, S.T.,S.Pd
Alamat: Ds Krajan Rt 02/01, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang
Unit Kerja : SD Islam Ar Rahmah, Jl Kyai Domo Purwodijoyo, km 0,5, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang 50776
Menyatakan bahwa artikel ilmiah yang berjudul Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SD Islam Ar Rahmah merupakan karya sendiri, bukan plagiat dan belum pernah diikutkan untuk lomba.
Demikian surat keterangan yang saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya

Suruh, 14 Oktober 2017 Hormat saya


Ira Damayanti, S.T.,S.Pd

Krisis Dalam Pemikiran Modern

Ilmu pengetahuan abad dua puluh telah memberi umat manusia berkah melimpah. Ia telah memberi manusia kemudahan materi, meluasnya cakrawala pikiran dan pandangannya tentang dunia (welthansaung). Tetapi ia juga mendatangkan kegelisahan jiwa yang hebat, dan hilangnya perhatian kita secara bertahap pada pedoman spiritual (baca : agama) dan etika --- “ Kebenaran, kehormatan dan keadilan” --- yang telah menjadi benteng kokoh setiap peradaban besar masa lalu.
Sekarang ini hal-hal absolut tampaknya menjadi impian yang tidak bisa terwujud. Saat kita sekarang ini adalah sebuah dunia relativitas yang baru dan asing. Penting bagi kita untuk menemukan suatu pengganti yang bermakna bagi kesadaran kita atas makna yang telah hilang.
Secara umum diakui kita hidup di zaman krisis. Tanda-tandanya dapat dilihat dimana-mana; dalam pertentangan global yang kuat dari ideologi-ideologi sosial yang tak sepaham; dalam kebingungan spiritual yang dipicu oleh ilmu pengetahuan modern. Dalam tantangan terhadap konsepsi-konsepsi moral kuno tentang amoralitas yang sinis dan terus berkembang, dalam pola hidup serba cepat (praktis) dan kacau yang sungguh-sungguh menyerang kesehatan jiwa kita.

Walau Hanya Setetes Darah

Terjerembap di jalanan
Setitik air mata
Tersungkur diatasnya

Darah ini darah siapa
Air mata ini air mata siapa
langit mendung memayunginya
Hanya bumi yang tahu siapa empunya

Jangan bersedih dedaunan
Kicaumu jangan sendu hai burung
Darah ini menetes dari roh nurani
Butir air mata adalah belaian damai

Jangan biarkann darah ini mengering
Air mata jatuh tanpa makna
Walau cuma setetes darah dan setitik air mata
Dari sini awal kemerdekaan dikumandangkan
Sukma Putri Andriyanti (Kelas 5)

Cerita Lama Bersemi Kembali

By: Ordinat 450

... disebuah kampung terdapat banyak Penduduk desa yang sedang bekerja dengan kesibukan masing-masing. Menggembala ternak, membelah kayu, bermain layang-layang sampai dengan membawa pulang hasil panen dari sawah atau hutan. Semua orang tampak serius dan tak satu pun yang terlihat tanpa aktivitas.
Pada suatu hari terjadi kejadian aneh yang sempat mengusik ketentraman penduduk desa. Si Usil anak yang mempunyai kebiasaan menggembala domba ke hutan mulai bertingkah. Tanpa rasa ragu dan bimbang Ia segera melaksanakan ide jail-nya.
... tolooooooong.... toloooooong......... ada singa! Tolooooong....ng............ng..........ng. Penduduk yang mendengar suara teriakan minta tolong segera bergegas menuju sumber suara, karena tidak seperti layaknya hutan kampung mereka terdapat singa. Berduyun-duyun penduduk datang menuju Ucil. Sesampainya di tempat Usil, mereka tidak melihat singa (yang membuat heran penduduk).
Usil      : “Haaa... haaa... haaa...!”
Penduduk        : “Hai Usil mengapa engkau malah ketawa dengan seenakmu, bukankah kamu tadi yang teriak minta tolong kalau ada singa?”
Usil                  : “Haaa...haaaa...ha! Aku tertawa melihat kalian semua”.
Penduduk        : “Memangnya ada apa dengan kami? Lucu kah kami sehingga kau tertawa begitu?”
Usil                  : “Ya....! Kalian memang membuat aku tertawa, dengan mudahnya kalian satu desa aku bohongi dengan teriakan minta tolong. Haaa... haaa...”
Penduduk        : “Dasar kamu anak tak tahu kesopanan, jangan ulangi lagi jika kamu tidak ingin celaka! (penduduk bubar dan kembali ke kampung)”.
Selang beberapa hari Usil mengulangi hal itu dengan terikan minta tolong ada singa. Penduduk yang mendengar pun bergegas menuju sumber suara, namun hanya sebagian dari yang pertama karena sebagian beranggapan “itu hanya ulah anak kurang kerjaan usil, tak perlu kami kesana”.
Penduduk yang sedikit sampai di tempat Usil dan mereka untuk kedua kali dibohongi oleh Usil. Penduduk