(Sebuah kajian
hermeneutika)
... sore itu Nisa bersama Aisyah masih
duduk di surau menunggu para santri datang untuk mengaji. Tampaknya mereka sedang asyik ngobrol
membahas dakwah kiai ternama minggu lalu. Entah tema apa yang disampaikan, yang
jelas mereka sedang asyik membahas dakwah ...
Dakwah merupakan “ajak – ajak marang kabecikan”
untuk mengaji, beribadah, mendekatkan diri pada Allah. Begitulah arti dakwah
yang biasa disampaikan dalam beberapa kajian majlis ta’lim.
Seperti halnya Remaja Masjid A
(sebut saja begitu) mengadakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), penyantunan
terhadap anak yatim, dlu’afa dan mendirikan
instansi berlabel Islam dengan tujuan yang bisa dikatakan sama, yaitu “dakwah
islamiyah”. Namun, secara esensi perlu dikaji bersama apa itu (arti) dakwah
yang sebenarnya.
Karena jika dakwah diartikan
sebagaimana tersebut diatas, maka akan mudah ditemui kelucuan
pada tiap kalimat berbahasa arab yang lain. Sebagai contoh kalimat sederhana berikut:
أدعوهم إلى
الخير =
aku mengajak mereka kepada kebaikan
ثمّ أدعو إلى
الله بعد الصلاة = kemudian aku
meminta kepada Allah setelah sholat
Yang kemudian menjadi pertanyaan
adalah mengapa penggunaan kata sama أدعو melainkan dalam kita mengartikan berbeda, antara mengajak dan
meminta. Manipulasi yang sudah kita
ajarkan kepada generasi kita adalah ketika dengan Allah meminta dan
dengan sesama mengajak. Bukan alasan karena konteks pembicaraan yang
berbeda, tapi disini kita bahas tentang hermeneutik sebuah kata. Satu kata
dengan bentuk sama arti yang berbeda berarti itu menunjukan arti “konotasi” ,
makna denotasi nya mana? Begitu lah pertanyaan selanjutnya.
Sekiranya hal ini dapat dipahami
pembaca yang budiman terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca sampai akhir.
Aku mengajak dia : “Nur, mari
kita mengaji!”
Aku meminta kepada Allah: “Ya
Allah, berilah kami...!”
Penekanan kata mengajak (mari) dan
meminta (berilah) dalam kalimat tersebut bukanlah yang primer, melainkan kata
“Nur dan Ya Allah” lah yang menjadi dasar esensi makna dakwah. Dakwah adalah sapaan.
Sapaan kepada anda, kita isi dengan amar ma’ruf nahi munkar,
sapaan kepada Allah kita isi dengan meminta. Meskipun demikian bukan
berarti kita berdoa kepada Allah sama halnya dengan kita meminta kepada Allah,
tapi kita meminta kepada Allah adalah kita menyapa Allah. Kalau pun dalam sapaan itu ada “pamrih” supaya aku lulus ujian itu
merupakan yang kedua, yang pertama adalah kita menyapa Allah.
دعى يدعو دعوة berarti menyapa. Karena kita menyapa Allah, kemudian
Allah suka dengan kita akhirnya memberi apa yang menjadi tujuan kedua kita.
Karena kita menyapa anda, kemudian anda suka dan akhirnya ikut berkarya.
Semoga bermanfaat.
Follow @SDI_Arrahmah
2 komentar:
sipp... terus berkarya aja deh...
lanjutkan...
Posting Komentar